Rabu, 20 Juli 2011

The Magician and The Healer-1

Cerita ini saya tulis selama liburan, tepatnya setelah kelulusan SMA. Cerita ini bersumber 100% dari game Ragnarok Online.

SEORANG ANAK
Langit begitu gelap lebih gelap daripada biasanya, awan tebal pembawa badai bagaikan stormgust yang dingin mulai terbentuk dilangit-langit kota. Awan mulai melingkar, hingga seperti ular betina yang akan menyerang. Jalanan kota Geffen tampak sangat sepi. Mungkin karena hujan yang sangat deras saat itu atau karena suatu peristiwa di negeri yang jauh. Suatu peristiwa yang besar dan menggemparkan memang selalu terjadi di negeri ini. Lampu-lampu tiang di tepi jalan tampak sangat redup. Pertokoan dan rumah penduduk tertutup rapat tanpa adanya suara dari dalam ruangan.
*****[Stormgust, mantra penyihir untuk menciptakan badai salju yang sangat dingin hingga menusuk hatimu dan dapat melemparmu tanpa arah.]
Seorang dengan jubah hitam berjalan dengan cepat di tengah hujan deras sore itu, jalanya memecah gerakan air dan menimbulkan angin yang tenang. Pria yang tampak besar karena membawa seorang bayi di pelukannya tersebut berhenti di depan sebuah rumah yang sederhana seperti rumah seorang penjual daging. Bayi mungil itu memandang wajah sang pria. Wajah pria itu tampak menenangkan hati, tapi matanya tampak sangat tajam dan berwarna hitam gelap. Lalu sang pria meletakan bayi tersebut di sebuah kursi di depan rumah dengan atap bercat ungu muda tersebut. Bayi mungil berkulit putih itu merengek. Pria itu tampak berat hati meletakanya. Bayi itupun menangis seakaan tidak mau ditinggalkan. Lalu dalam sekejap pria itu menghilang seperti ditelan bayanganya sendiri.
Lalu seorang wanita cantik dan masih muda membuka pintu berwarna ungu gelap. Dia sangat heran mendengar suara tangis seorang bayi pada sore yang gelap dipenuhi suara pukulan air, apalagi saat melihatnya sendiri di depan rumahnya. Wanita berambut pirang itu mengambil si bayi mungil dan membawanya ke dalam rumah. “Sungguh bayi yang malang.” Ucap wanita itu dengan lembut.
Lalu suara seorang pria menyahut, “Vorny, bayi siapa itu?” Pria tersebut bertanya dengan halus, tampak berbeda sekali dengan tubuhnya yang besar berotot.
Lalu wanita itu juga menjawab selalu dengan nada yang lembut. “Oh, Gorgus sayang, aku menemukan bayi malang ini didepan rumah, sepertinya kita harus merawat bayi ini untuk sementara.” Dia membuka jubah si bayi, bayi tersebut berambut ungu, berbola mata ungu dan rupanya adalah laki-laki.
Pria besar berambut cokelat tersebut terdiam heran, “Sayang, sebaiknya besok kita membawa bayi ini ke kantor pusat, mungkin saja orang tuanya sedang kebingungan mencarinya.”
Wanita itu terdiam sejenak, sepertinya dia telah jatuh hati terhadap si bayi mungil. “Baiklah kita akan membawa bayi itu besok, aku akan mengganti baju bayi ini, tenanglah bayi mungil....” Wanita tersebut menyimpan banyak pakaian bayi di almarinya.
Lalu pada suatu malam di tempat lain terjadi suatu kehebohan, di sebuah rumah tua di sekitar hutan tepi gurun. Suara sebuah pedang dan angin yang keras bertenaga menghancurkan sebuah pintu pada lorong-lorong yang gelap. “Kami tidak tau dimana bayi itu berada, seseorang telah mengambilnya dan membunuh beberapa pasukan kami....” Pria tua itu merengek memohon belas kasihan. Dia tertindih oleh kaki burung yang sangat besar dengan cengkraman yang kuat.
“Baiklah kalian akan di bawa ke kastil Valkyrie, sebaiknya kalian berbicara jujur disana”. Kata seorang pemuda dengan pakaian perang yang berkilauan. Serentak burung besar tersebut langsung mengangkat kakinya dari si pria tua. Bersama para anak buahnya beberapa knight dan priest, pria muda tersebut membawa para tahanan malang itu.
*****[Knight, pasukan ahli pedang atau tombak yang dapat mengendarai binatang sejenis burung unta yang besar dan kuat, mereka mengabdikan hidup mereka pada raja dan kerajaanya.]
*****[Priest, seorang yang ahli dalam menggunakan sihir penyembuhan ataupun sihir-sihir untuk menambah kekuatan seseorang, mereka sangat taat pada ajaran agama dan kebanyakan bertingkah laku baik. Orang-orang mengira priest adalah penunggu gereja, tapi sebenarnya banyak priest yang mempunyai kepercayaan lainya.]
Keesokan harinya Vorny dan Gorgus membawa bayi tersebut ke pusat kantor kota. Dalam pelukan Vorny saat perjalan di dekat taman yang sepi bayi itu tiba-tiba berubah warna rambut dan bola matanya menjadi hitam gelap. “Gorgus lihatlah ini!” Vorny tampak panik.
“Aneh sekali, kenapa warnanya bisa berubah? Sayang sebaiknya kita segera membawa bayi ini ke kantor pusat.”
“Jangan Gorgus, aku merasakan ada sesuatu dengan bayi ini.”
“Aku tau kau menyukainya, tapi ini bukan bayi kita, aku juga tau kau sangat ingin mempunyai anak, tetapi.” Gorgus berhenti bicara melihat istrinya terdiam.
“Gorgus, aku rasa ini bukanlah bayi biasa, seeorang dengan sengaja meletakannya didepan rumah kita agar kita merawatnya.”
Gorgus menjawab cepat, “Ya itu bagus, aku rasa suatu hari orang tersebut akan kembali dan mengambil bayi itu, lalu kenapa orang tersebut tidak menaruh bayi ini di penampungan.”
“Hentikan Gorgus, aku rasa aku siap bila suatu hari nanti saat si mungil sudah besar dan orang itu kembali, aku akan....”
Gorgus memandang wajah isrinya, “Sayang apa yang akan dikatakan tetangga kita bila mereka tau kita mendapat bayi?
Vorny terdiam sesaat lalu menjawab, “tentu saja kita bilang bahwa kita mendapatkan bayi ini dari penampungan, bukankah itu ide yang bagus?”
“Baiklah sayang aku akan memenuhi permintaanmu, entah kenapa aku rasa aku juga sangat menyukai bayi mungil ini.” Pikiran Gorgus tiba-tiba berubah. Gorgus berhenti sejenak lalu berkata “sebaiknya kita segera pindah ke kota bagian timur, aku tidak ingin orang-orang mencurigai kita.”
“Baiklah sayang itu ide yang sangat bagus, disana kita bisa mensekolahkan bayi mungil ini di tempat yang lebih dekat.”
Gorgus heran mendengar perkataan istrinya “apa maksudmu sayang?”
“Tentu saja kita akan mendaftarkan si mungil ini di sekolah sihir Glorius, bukalah hatimu apakah kau tak merasakan bahwa dia seorang mage seperti aku?” Vorny tersenyum.
“Sayang, tentu saja aku tak dapat merasakanya, aku tidak mempunyai perasaan sehebat perasaanmu dan sekuat perasaanmu.”
Vorny tersenyum dan mencium suaminya yang tinggi itu hingga dia hampir tak sampai.
[Mage, seseorang yang mempunyai bakat sihir terhadap elemen-elemen tertentu, biasanya beberapa mage bisa melihat masa depan serta merasakan aura-aura yang ada di sekitarnya.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar